Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Isabella, Sosok Ratu Kejam di Balik Habisnya Peradaban Islam di Andalusia

 

Isabella, Sosok Ratu Kejam di Balik Habisnya Peradaban Islam di Andalusia

Info.nikekuko.com -   Islam pernah mencatatkan tinta emas selama berabad-abad di Benua Eropa. Bukan hanya sekedar kuantitas penganutnya tapi juga peradaban Islam pernah menorehkan kejayaan di benua biru tersebut.   Tak pelak jejak kegemilangan dan warisan berharga Umat Islam masih bisa ditelusuri hingga sekarang, meskipun tidak sedikit yang telah beralihfungsi.  

 

Misalnya Masjid Cordoba (Spanyol) peninggalan Dinasti Umayyah yang kini dijadikan Gereja Katedral Katolik (Catedral de Cordoba). Hal itu tidak terlepas akibat pembantaian Umat Islam yang menyebabkan hampir lenyapnya Muslim di Eropa.

Agama Islam masuk ke Eropa pada tahun pada tahun 93 hijriah/711 masehi melalui jalur Afrika Utara di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk membuka Andalusia, Spanyol saat ini. 

Di masa pemerintahan Bani Umayyah (661-750 M) itulah, kekuasaan khilafah Islamiyyah (lembaga pemerintahan dalam Islam) meluas ke daratan Eropa dengan ditandai pembukaan (penaklukan) Kota Cordoba, Granada, dan mengalahkan kaum kaum Visigoth dengan Toledo sebagai ibu kotanya. 

Tampuknya, pada masa pemerintahan Abd al Rahman III (912-961 M), Umat Islam berhasil menjadikan kota Cordova sebagai pusat peradaban Islam di dunia.

Pada sejarah Spanyol, tercatat nama Ratu Isabella dari Castila yang pengaruhnya sangat besar dalam berakhirnya sejarah Islam di Andalusia.

Dibesarkan di Castile, Isabella tumbuh jadi remaja yang tangguh. Semakin dewasa dengan keyakinan yang kuat dan terkenal karena peran besarnya menyebarkan agama, Isabella menjadi Queen of Castile.

Walaupun begitu, langkahnya tidak terlepas dari kontroversi dan kekejaman. Salah satunya adalah peristiwa pembantaian kepada ribuan kaum Muslim yang terusir dari Andalusia.

Lalu hal itu menjadi sejarah tragis ketika peradaban Islam di Spanyol berakhir setelah menorehkan kejayaan di abad 7 hingga 15 Masehi.
 

Bagaimana  sepak terjang Ratu Isabella yang jadi sosok di balik peristiwa perebutan kekuasaan itu?

Mengenai   Ratu Isabella yang kejam, sebenarnya tidak lepas dari sejarah panjang yang satu ini. Berdasarkan sejarah, orang-orang Islam memberi peran besar selama berabad-abad di Eropa, khususnya Andalusia Spanyol.

Tidak sekadar besar secara kuantitas tapi juga membentuk peradaban yang menorehkan catatan kejayaan. Jejak gemilang serta warisan berharga umat yang dulunya dipimpin oleh Thariq bin Ziyad itu masih ada hingga sekarang, tapi banyak yang sudah berubah fungsi.
 

Pada abad 7, umat Islam di Andalusia menjadikan Cordoba sebagai pusat peradaban, tidak hanya Eropa tapi juga di dunia.


Isabella, Sosok Ratu Kejam di Balik Habisnya Peradaban Islam di Andalusia

Usai berabad-abad, Granada adalah benteng terakhir yang jadi saksi bisu peradaban Islam di Andalusia padam.

Tidak berlangsung begitu saja, tapi penaklukan itu sebenarnya telah dimulai abad ke-13, dengan latar belakang kepentingan politik dan kekuasaan dan bukan hanya penyebaran agama.

Ratu Isabella membangun kekuasaan bersama Raja Ferdinand


Ratu Isabella tidak sendiri. Selepas menikah dengan Raja Ferdinand 1469, di mulailah penguasaan dan intimidasi kepada orang Islam dan Yahudi di Spanyol.  Kabarnya mereka salah satu pasangan paling kuat sepanjang sejarah.

Sebelum Isabella datang, peradaban Islam di Andalusia, Spanyol sedang di masa puncaknya. Berawal  dari perkembangan ilmu pengetahuan, tradisi Islam, dan budaya Eropa era abad pertengahan.
 

Pada masa kejayaan Andalusia berlangsung hingga abad 15 Masehi dan tenggelam setelah kekuasaan berganti Monarki Katolik di mana Isabella dan Ferdinand berkuasa sekaligus menghabisi orang-orang Muslim dan Yahudi yang ada di Spanyol.

Muslim dan Yahudi sudah lama diintimidasi  


Bukan itu saja umat Islam, di Andalusia juga ada Yahudi.Pada masa itu di bawah kekuasaan Henry III dari Castile dan Leon (tahun 1390-1406), ada semacam intimidasi pada bangsa Muslim dan Yahudi.

Semua tanpa kecuali mereka diwajibkan mengikuti agama Katolik seperti penguasa saat itu. Apa bila tidak dituruti akan disiksa atau dibunuh dengan keji.

Ribuan bangsa Muslim dan Yahudi terbunuh, sebagian yang lain lari ke luar negeri untuk mendapat tempat yang lebih aman.

Pada umumnya Yahudi kemudian tinggal di Amerika Latin, benua Afrika, sampai ke Asia Tenggara. Ada sebagian yang memeluk Katolik, tapi kebanyakan tetap memeluk Yahudi.

Peradaban Islam di Andalusia berakhir


Tidak  dengan Yahudi, orang muslim berpencar-pencar. Ada sebagian ke Maroko dan Afrika barat dan sebagian yang lain ada yang berlayar ke Asia.

Sedangkan orang Yahudi yang tetap di Spanyol dan berpindah agama Katolik, tapi mereka masih menjalankan ritual Yahudi sembunyi-sembunyi.

Pada mulanya dibiarkan, kemudian dipandang sebagai pengganggu. Peristiwa ini terjadi setelah Ratu Isabella dan Raja Ferdinand memegang kekuasaan.
 

Namun, ada diantara orang Islam yang masih bertahan di Spanyol juga ada yang teteap menjalankan ritual agama secara rahasia, mereka disebut Moriscos. Dianggap jadi musuh bagi penguasa, tradisi mereka  dilarang dan komunitasnya diperangi.

Sebab hanya ada dua pilihan yang diberikan, yakni mengikuti perintah penguasa atau dihukum mati, banyak yang memilih pergi. Sampai tahun 1614, ada lebih dari 300.000 Moriscos yang memilih keluar dari Andalusia.

Post a Comment for "Isabella, Sosok Ratu Kejam di Balik Habisnya Peradaban Islam di Andalusia"